14 Juli 2008

15 Desember 2007

Kurang Vitamin A dan Infeksi




Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan bahwa seluruh retinoid dan prekusor/provitamin A/karatenoid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. Selain dikenal sebagai vitamin yang berperan dalam kesehatan mata, vitamin A juga secara umum penting dalam kelangsungan hidup manusia. Di seluruh dunia ( WHO, 1991 ) diantara anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat 6-7 juta kasus baru xeroftalmia setiap tahun, kurang lebih 10% diantaranya menderita kerusakan kornea. Diantara yang menderita kerusakan kornea ini 60% meningal dalam waktu satu tahun, sedangkan diantara yang hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Perbedaan angka kematian antara anak yang kekurangan dengan yang tidak kekurangan kurang lebih sebesar 30%. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti ISPA dan Diare, meningkatkan angka kematian akibat campak serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.



Absorbsi dan Metabolisme



Pencernaan dan absorbsi karoten dan retinoid membutuhkan empedu dan enzim pancreas.Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk ester retinil, bersama karatenoid bercampur dengan lipida lain di dalam lambung. Di dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorbsi daripada ester retinil. Sebagian dari karatenoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol. Retinol di dalam usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyeberangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A dlm tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilisasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding Protein ( RBP ) yang disintesis dalam hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh tergantung dari reseptor pada permukaan membran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikat pada Cellular Retinol Binding Protein ( CRBP ) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan di dalam sel epitel sebagai asam retinoat.


Fungsi Vitamin A sebagai Sistem Kekebalan



Selain berfungsi pada sistem penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan, Reproduksi, dan pencegahan kanker, Vitamin A juga berfungsi dalam sistem kekebalan ( anti infeksi ). Walaupun mekanismenya belum diketahui pasti, Retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan deferensiasi limfosit B ( leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral ). Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon antibody yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan sesular). Sebaliknya, infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
Dalam kaitan vitamin A berperan sebagai fungsi kekebalan, ditemukan bahwa:
1. Ada hubungan kuat antara status vitamin A dengan infeksi pernapasan
2. Ada hubungan antara kekurangan vitamin A dengan diare
3. Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat


berakibat kematian.
Bila vitamin A kurang, maka fungsi kekebalan tubuh menjadi menurun, sehingga mudah terserang infeksi. Disamping itu lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lender sehingga mudah dimasuki mikroorganisme penyebab infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan usus halus dapat terjadi diare. Perubahan pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat menimbulkan infeksi pada ginjal dan kantong kemih. Pada anak-anak dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat mengakibatkan kematian.
Hasil penelitian yang dilaksanakan Survei Pemantauan Status Gizi dan Kesehatan (Nutrition & Health Surveillance System) selama 1998-2002 menunjukkan, sekitar 10 juta anak balita yang berusia enam bulan hingga lima tahun-berarti setengah dari populasi anak balita-di Indonesia berisiko menderita kekurangan vitamin A. Menurut penelitian yang dilakukan Depkes bekerja sama dengan Helen KelIer International setiap tiga bulan sekali ini, makanan mereka sehari-hari di bawah angka kecukupan vitamin A yang ditetapkan untuk anak balita, yaitu 350-460 Retino Ekivalen per hari.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kekurangan vitamin A berkaitan dengan tingginya tingkat kematian pada balita. Penelitian yang dilakukan di Aceh oleh Depkes bekerja sama dengan HKI, Institut Wilmer, dan Johns Hopkins University pada tahun 1996 menunjukkan, daerah pemberian suplemen vitamin A pada populasi yang mengalami defisiensi vitamin A dapat mengurangi tingkat mortalitas 34 persen.
Populasi anak yang mengalami kekurangan vitamin A, namun tidak mendapat perawatan tingkat kematiannya 49 persen lebih tinggi daripada yang mendapat sumplemen vitamin itu. Secara medis ada keterkaitan antara kekurangan vitamin A dan kematian pada balita. Akibat kurangnya vitamin A, yang berfungsi sebagai katalis reaksi biokimia dalam tubuh, akan berdampak pada berkurangnya fungsi sel epitel yang dalam meningkatkan status kekebalan atau daya tahan tubuh.



Kebutuhan



Sulit untuk menentukan jumlah kebutuhan vitamin A. Vitamin ini diproduksi dari dua senyawa yang berbeda yang diubah di dalam tubuh menjadi vitamin A. Dalam sumber makanan hewani, tersedia dalam bentuk retinol; dalam sumber makanan nabati berada dalam bentuk beta-karoten, yang kurang efisien dibanding retinol untuk produksi vitamin A. Hal inilah yang membuat jumlah vitamin A yang disarankan diberikan dalam bentuk retinol ekivalen, RE. Jumlah vitamin A yang direkomendasikan adalah 1000 mikro-gram RE perhari untuk pria dan 800 mikro-gram untuk wanita.



Sumber-sumber utama



Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan pembawa vitamin A terbanyak. Sebagian besar makanan yang mengandung vitamin A adalah yang berwarna cerah (meskipun tidak semua makanan yang berwarna cerah mengandung vitamin A). Sayuran yang kaya akan vitamin A adalah wortel, ubi, labu kuning, bayam dan melon. Susu, keju mentega, hati dan telur juga merupakan sumber vitamin A.



Penanggulangan



Melihat dampak yang dapat diakibatkan oleh kekurangan vitamin A seperti yang dijelaskan di atas, maka masalah defisiensi vitamin A ini tidak boleh diremehkan karena dapat mengakibatkan kematian atau kita akan kehilangan sumber daya manusia yang unggul. Untuk mengatsi ini ada beberapa langkah yang harus terus dilaksanakan, antara lain yaitu :
1. Memperbaiki pola makanan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga
masyarakat kita semakin gemar mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
2. Melakukan fortifikasi vitamin A terhadap beberapa bahan makanan yang banyak dikonsumsi
masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat fortifikasi misalnya tidak menyebabkan
perubahan rasa pada bahan makanan tersebut atau tidak menyebabkan kenaikan harga yang
terlalu tinggi. Contoh bahan makanan yang dapat dilakukan fortifikasi adalah pada MSG atau
pada Mie instan
3. Meningkatkan program pemberian suplemen vitamin A yang sudah berjalan pada kelompok
sasaran, yaitu :
- Bayi umur 6 – 12 bulan : diberikan kapsul vitamin A warna biru, dosis 100.000 UI setiap
bulan pebruari dan Agustus
- Anak umur 1 – 5 Tahun : diberikan kapsul vitamin A warna merah, dosis 200.000 UI
setiap bulan pebruari dan Agustus
- Ibu nifas : diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 UI sehari setelah melahirkan dan
diberikan lagi 24 jam kemudian ( masing-masing satu kapsul )
- Anak yang terserang campak, diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 IU
4. Pemerian imunisasi pada anak harus terus dipantau supaya terhindar dari penyakit infeksi
5. Mengkonsumsi makanan yang seimbang agar metabolism vitamin A dalam tubuh dapat
berjalan secara normal.

oleh lalu khairul abdi




Referensi :
1. Sunita Almatsir. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. 2003